Sabtu, 05 April 2008

Wiranto menuju kursi RI-1


Jenderal TNI Purnawirawan Wiranto, sesaat setelah dipecat oleh Presiden Abdurrachman Wahid dari jabatannya sebagai Menteri Pertahanan.

Nasib baik, ketika itu, saya menjadi wartawan media asing pertama yang diterima untuk wawancara eksklusif di rumah dinasnya, di jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan.

Saat ini, untuk kedua kalinya Wiranto akan menguji peruntungannya ke kursi RI-1, bertanding dengan tokoh-tokoh yang popularitasnya tak diragukan lagi; Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati, Yusuf Kalla, Gus Dur, Sri Sultan Hamengkubuwono X, dll. Dalam pemilihan umum yang lalu, meskipun diusung oleh partai pemenang pemilu, Golkar, Wiranto secara mengejutkan tersingkir pada putaran pertama. Kalah oleh Megawati dan SBY yang kemudian terpilih sebagai presiden pertama hasil pemilihan langsung.

Kemarin, kendaraan politik Wiranto yang baru, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) resmi dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti pemilihan umum 2009. Masalahnya, apakah Wiranto mampu bersaing dengan para calon presiden lain yang mempunyai kendaraan politik lebih kuat? Apakah Hanura mampu mengantarnya ke istana? Apakah ia juga mampu menarik dukungan partai besar lain?

Isyu masalah pelanggaran HAM di Timor Timur, sebelum merdeka menjadi Timor Leste, mungkin juga akan menjadi batu sandungan lainnya. Tak mudah melupakan rekam-jejak Wiranto dari pelbagai peristiwa berdarah di Indonesia, meskipun hingga saat ini pengadilan tak pernah menyatakannya bersalah.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wiranto mah dah kartu mati. gua pilih gus dur aja dah

rico